8 Saham Big Caps Teratas di BEI Per November 2023, BREN Kedua

Pada akhir November 2023, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp11.238,58 triliun. BBCA tetap bertengger menduduki posisi teratas saham pemilik market cap terbesar. Adapun BREN menggeser BBRI. Berikut rinciannya.

1 Des 2023 - 04.10Data
8 Saham Big Caps Teratas di BEI Per November 2023, BREN Kedua

Hingga penutupan perdagangan akhir November 2023, kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp11.238,58 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi 6,56% dari posisi akhir Oktober sebesar Rp10.546,84 triliun. 

Kenaikan market cap tersebut juga sejalan dengan laju indeks harga saham gabungan (IHSG) yang melejit 4,87% atau 328,53 poin ke level 7.080,74 yang merupakan level tertinggi baru 2023 berjalan.

Kenaikan IHSG dan market cap di bursa ikut terdorong oleh pergerakan kapitalisasi pasar emiten. PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang baru melantai di pasar modal 9 Oktober 2023 bahkan melesat masuk menduduki peringkat kedua besar. Posisinya menggeser PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang bulan sebelumnya menempati urutan kedua.

Sama halnya dengan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) yang baru listing di BEI pada 7 Juli 2023 yang kembali masuk dalam delapan besar big cap teratas. Berikut rinciannya:

BBCA 

Hingga November 2023, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tetap kokoh menempati posisi teratas emiten dengan kapitalisasi pasar tertinggi. Terpantau market cap BBCA mencapai Rp1.095,33 triliun per 30 November 2023. Proporsi nilai tersebut setara dengan 9,75% dari total market cap pasar modal di Indonesia. 

Adapun saham BBCA bertengger di level Rp8.975 per saham pada akhir perdagangan 30 November 2023. Kokohnya saham BBCA diiringi oleh kinerja keuangan yang tumbuh positif. Sepanjang kuartal III/2023, laba bersih konsolidasian perseroan tumbuh 25,78% menjadi Rp36,42 triliun dari posisi tahun sebelumnya Rp28,95 triliun.

BREN

Lalu, di posisi kedua ditempati oleh emiten pendatang baru yakni PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN). Emiten Prajogo Pangestu yang merupakan anak usaha PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) ini mengakumulasi market cap sebesar Rp919,78 triliun atau setara 8,18% dari total market cap BEI. 

Melejitnya kapitalisasi pasar perseroan,juga didukung oleh positifnya kinerja keuangan sepanjang kuartal III/2023. Laba bersih BREN tercatat tumbuh 12,40% menjadi US$84,47 juta atau senilai Rp1,31 triliun (dengan asumsi kurs per September 2023 Rp15.487/US$) dari periode yang sama tahun lalu US$75,15 juta atau senilai Rp1,14 triliun (dengan asumsi kurs per September 2022 Rp15.232/US$).

(Baca: Data Kinerja Keuangan Emiten Prajogo Pangestu per Kuartal III/2023)

BBRI 

Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. (BBRI) bergeser ke posisi ketiga dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp791,48 triliun. Nilai tersebut setara dengan 7,04% dari total market cap BEI pada akhir perdagangan November 2023. 

Harga saham BBRI bertengger di level Rp5.275 per saham pada penutupan perdagangan kemarin. Jika menilik kinerja fundamental BBRI sepanjang Januari-September 2023, laba bersih perseroan  tumbuh 12,35% (yoy) menjadi Rp43,99 triliun dari sebelumnya Rp39,16 triliun.

BYAN 

Kemudian, di posisi keempat ada PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp642,50 triliun atau 5,72% dari total market cap pada akhir perdagangan November 2023. Harga saham BYAN berada di level Rp19.275 per saham. 

Namun jika dilihat kinerja usahanya, sepanjang kuartal III/2023, emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong itu membukukan penurunan laba bersih 44,05% menjadi US$910,51 juta atau setara Rp14,10 triliun (asumsi kurs per September 2023 Rp15.487/US$) dari US$1,63 miliar atau setara Rp24,79 triliun (asumsi kurs per September 2022 Rp15.232/US$) pada September 2022.

BMRI 

Posisinya diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp540,54 triliun atau 4,81% dari total market cap di BEI. Pada perdagangan per akhir November 2023, harga saham BMRI berada di level Rp5.850 per saham. Secara fundamental, laba bersih BMRI sepanjang Januari-September 2023 meningkat signifikan 27,44% menjadi Rp39,06 triliun dari Rp30,65 triliun per September 2022.

AMMN

Di posisi keenam ada PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN). Nilai market cap emiten yang baru melantai pada Juli lalu itu tercatat sebesar Rp522,13 triliun atau setara 4,65% dari total market cap BEI. Harga saham AMMN per 30 November 2023 berada di level Rp7.200 per saham. 

Namun, per September 2023 perseroan membukukan penurunan tajam laba bersih hingga 91,58% menjadi US$62,67 juta atau setara Rp670,59 miliar (asumsi kurs per September 2023 Rp15.487/US$) dari sebelumnya US$744,10 juta atau setara Rp11,33 triliun (asumsi kurs per September 2022 Rp15.232/US$).

(Baca: Data 8 Saham dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar per Oktober 2023)

TLKM

Di posisi ketujuh ditempati oleh PT Telkom Indonesia (persero) Tbk. (TLKM) dengan market cap sebesar Rp372,47 triliun. Proporsi nilai itu mencapai 3,31% dari total kapitalisasi pasar hingga akhir November 2023. Harga saham TLKM per 30 November 2023 bertengger pada level Rp3.760 per saham. 

Per kuartal III/2023, laba bersih emiten jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia ini tercatat tumbuh 17,60% menjadi Rp19,50 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp16,58 triliun. 

TPIA 

Di posisi terakhir delapan besar ada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang tercatat memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp255,21 triliun. Nilai tersebut setara dengan 2,27% dari keseluruhan kapitalisasi pasar di bursa. Harga saham TPIA pada akhir perdagangan 30 November 2023 berada pada level Rp2.950 per saham. 

Jika melihat kinerja usahanya, TPIA berhasil menekan kerugian menjadi US$21,38 juta atau setara Rp331,11 miliar (asumsi kurs per September 2023 Rp15.487/US$) pada September 2023. Kerugian tersebut menyusut hingga 80,83% jika dibandingkan dengan kerugian pada September 2022 yang mencapai US$111,55 juta atau setara Rp1,70 triliun (asumsi kurs per September 2022 Rp15.232/US$). 

(Baca: Laju 8 Saham Big Caps Usai IHSG Cetak Rekor 2023 Berjalan dan Jelang Window Dressing)

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Update Data lainnya di WA Channel



Editor Artikel Data Indonesia
Nilai keakuratan & kelengkapan data di artikel
Kurang
Baik
Terpopuler